twitter




Diskusi Maksiat
TemaAsal Mula Maksiat
Apa asal mula melakukan maksiat?
Asal mulanya adalah lupa kepada allah dan rela menuruti syahwat yang datang dari syaitan. Nafsu yang tidak terkendali selalu akan menyeret manusia kedalam jurang kehancuran, kebinasaan dan kehinaan. Namun, disisi lain tidak bijak dan pantas kalau nafsu di lenyapkan, beralasan nafsu itulah yang mendorong manusia kearah kemajuan. Dalam kontek ini, nafsu dibagi menjadi dua yaitu:
1.   Nafsu Amarah: memiliki kecenderungan untuk  berbuat keburukan dan kejahatan. Landasan al-qur’an surat yusuf ayat 53 yang artinya “dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku, sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang”.
Pertanyaan untuk memberikan kejelasan dalam menafsirkan firman diatas. Pertama, Bagaimana membedakan kata aku untuk allah dan aku untuk manusia. Kedua, firman itu perkataan allah, di atas ada satu pelaku dilihat dari pernyataan sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang dan aku tidak membebaskan diriku.
2.   Nafsu mutmainnah: nafsu yang tenang dan dapat dikendalikan. Landasan al-qur’an surat al-fajr ayat 27-28 yang artinya “wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhan-MU dengan  hati yang tenang lagi diridhoi-NYA, maka masuklah kedalam jamaah hambaku dan masuklah kedalam surgaku”.
Pertanyaan untuk memberikan kejelasan dalam menafsirkan firman diatas. Kenapa jiwa yang tenang mendapat seruan untuk kembali dan diridhoi allah swt?
Nafsu amarah dibagi menjadi enam yaitu
1.   Nafsu syahwat diatasi dengan mengerjakan amalan-amalan yang mendekatkan kepada allah
2.   Nafsu Amarah diatasi dengan sabar
3.   Nafsu thama’ diatasi dengan sifat qonaah
4.   Nafsu takabbur diatasi dengan dengan sifat tawaddu
5.   Nafsu riya’ diatasi dengan ikhlas
6.   Nafsu dengki diatasi dengan sifar pasrah
Continue discussion….

0 komentar:

Posting Komentar