skripsi studi ekonomi pembangunan "ANALISIS FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DARI TERBENTUKNYA KLASTER PERDAGANGAN"
undefined
undefined
undefined
ANALISIS FAKTOR SOSIAL
DAN EKONOMI DARI TERBENTUKNYA KLASTER PERDAGANGAN : STUDI DI KAWASAN NIPAH
LOMBOK UTARA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Terbentuknya
klaster perdagangan tentunya bukan tanpa alasan untuk meningkatkan ekselarasi
persaingan. Sehingga tidak heran tanggal 28 september 2009, Profesor Michael E.
Porter memberikan pencerahan kepada Presiden SBY di Harvard Business School
Amerika Serikat tentang strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di
dunia internasional. Menurut Porter, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
Indonesia adalah masih rendahnya tingkat pembangunan berbasis klaster (low level of cluster development). Di
beberapa Negara, industri yang berbasis klaster telah terbukti mampu
menunjukkan secara berkesinambungan dalam menembus pasar. Strategi klaster
menawarkan upaya pembangunan ekonomi yang lebih efektif dan komprehensif.
Dalam
orientasi menindaklanjuti klasterisasi industri, Direktorat Jenderal Industri
Kecil Dan Menengah (DJIKM) membangun kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk
mengidentifikasikan kumpulan masalah pembangunan klaster di indonesia yang
menetapkan 5 provinsi inti pengembangan dan 2 provinsi sebagai pilot proyek
yaitu Sumatra Barat dan Jawa Barat. Arief Daryanto (2010) menjelaskan pula
bahwa agar ekonomi dapat bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan saat
ini maka perlu memiliki daya saing yang tinggi melalui pendekatan klaster.
Dalam sumber yang sama juga disebutkan, klaster dapat diartikan sebagai suatu
bentuk pendekatan yang berupa pemusatan kegiatan di suatu lokasi tertentu.
Upaya ini dilakukan guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas dengan
menurunkan komponen biaya dari hulu sampai hilir dalam produksi suatu komoditi.
Abdul Haris (2015) memperkuat dan mengelaborasikan lagi substansi dari Klaster,
merupakan suatu pengembangan sistem manajemen, dimana dari usaha-usaha
perseorangan yang memiliki usaha sejenis dalam satu kawasan dibentuk suatu kelompok
atau yang lebih populer dinamakan klaster, sehingga tercipta kolaborasi,
sinergitas, persatuan yang akan menjadi kekuatan.
Melihat
substansi konsep klaster menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih
mendalam tentang dampaknya terhadap sosial dan ekonomi di kabupaten Lombok yang
focus kajinnya di kawasan Nipah Lombok Utara.
Secara
administrasi pulau Lombok terdiri dari 4 pemerintahan kabupaten dan 1 pemerintahan
kota yang terdiri dari kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah,
Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram. Tanggal 10
desember 2007 mendapatkan persetujuan
dari presiden republic Indonesia tentang pembentukan kabupaten Lombok
utara setelah diterbitkannya surat ketua DPR-RI nomor R.U.02/8231/DPR-RI/2007
yang selanjutnya disyahkan oleh presiden menjadi undang-undang no 26 tahun 2008
pada tanggal 21 juli 2008. Lombok utara merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Lombok Barat yang memiliki
ibukota di Tanjung dan cakupan wilayah terdiri dari 5 kecamatan, yaitu
Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Kayangan dan
Kecamatan Pemenang (Irianto, 2011). Dalam proposal penelitian ini memiliki
focus kajian di Kecamataan Pemenang yang memusatkan perhatian pada faktor sosial
dan ekonomi dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan Nipah.
Kecamatan
Pemenang merupakan salah satu Kecamatan yang diunggulkan sebagai daerah
pariwisata di Kabupaten Lombok Utara
yang memiliki atmosfer wisata Gili Terawangan, Meno, Air, Pandanan, Nipah,
pantai 3 dan lain-lain. Pantai Nipah terletak di Desa Malaka merupakan salah
satu destinasi wisata yang memiliki keunikan sebagai daya tariknya, sehingga
dapat meningkatkan animo wisatawan yang berkunjung. Diantaranya, yaitu klaster
perdagangan dan pelayanan jasa angkutan penyebrangan untuk mengantar wisatawan
ke gili yang menyebabkan pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan
asing. Berikut jumlah kunjungan wisatawan asing di desa Malaka menurut daearah
asal.
Table 1.1.
Jumlah
kunjungan wisatawan asing menurut daerah asal
Wisatawan
Asing
|
ASEAN
|
ASIA
|
EROPA
|
AMERIKA
|
30.660
|
3.385
|
7.503
|
17.728
|
2.041
|
Sumber:
BPS Kabupaten Lombok Utara, 2015.
Selain
sebagai tempat persinggahan, kekayaan sumber daya alam menjadi daya tarik yang menjadikan
pantai ini gemar untuk dikunjungi. Disamping itu didukung oleh budaya dan hasil
buatan manusia sebagai wujud pengelolaan kekayaan untuk memaksimalkan potensi,
sehingga tidak heran jumlah pengunjung asing mencapai 30.660 orang dan
wisatawan lokal 5.767 orang. Hal ini senada dengan temuan Irianto yang
menyatakan daerah memiliki peluang berkembang, jika daerah tersebut memiliki
sesuatu yang dicari oleh orang (wisatawan) untuk dinikmati. Selain itu, kawasan
pantai Nipah masuk dalam kategori primary
destination dan primary stopover
destination yang bermaksud suatu tempat atau lokasi yang dapat memuaskan
kebutuhan atau minat wisatawan dan suatu tempat yang menarik atau perlu untuk
dikunjungi ketika sedang menuju ke primary
destination. Tinggi rendahnya kunjungan wiasatawan akan berefek pada tinggi
rendahnya pendapatan pedagang setempat, sehingga tidak sedikit komponen daya
tarik yang di bangun di kawasan nipah untuk meningkatkan animo kunjungan
wisatawan.
Tingginnya
animo wisatawan untuk mengunjungi daearah wisata tentu tidak hanya ditentukan
oleh daya tarik, melainkan pembentuk daya tarik itu sendiri yaitu faktor sosial
dan ekonomi. Faktor ekonomi, ditemukannya pengelompokan pedagang berdasarkan
jenis barang dan jasa yang ditawarkan yang terdiri dari pedagang ikan bakar,
mutiara, baju, jasa angkutan penyebrangan. Dengan jumlah pedagang yang berada
di luar area berjumlah 23 orang dengan rata-rata jumlah lapak 4 buah sedangkan
di dalam area berjumlah 32 orang dengan rata-rata jumlah lapak 8 buah. Selain
itu, ditemukannya pengelompokan berdasarkan jenis kegiatan. Ini ditandai dengan
dibentuknya sekretariat Kelompok Usaha Perikanan dengan nama kelompok Pandanan,
jenis kegiatan penangkapan, kelas kelompok Madya, jumlah anggota 17 orang. Sekretariat
Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) dengan nama kelomok Sari Rezeki,
Janis kegiatan pengolahan dan pemasaran ikan, jumlah anggota 11 orang. Sekretariat
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan nama kelompok Bina Mandiri dan Karya
Bersama, jenis kegiatan penangkapan, jumlah anggota 17 orang.
Factor
sosial, ditemukannya kerukunan antar pedagang yang tidak melakukan konflik. Ini
didasarkan atas pengakuan ibu Nafisah yang mengatakan “selapu ite semeton te (inak saik, sempu, ipar)” pernyataan tersebut
menyiratkan bahwa kawasan Nipah merupakan satu serumpun keluarga yang melakukan
pengelompokan perdagangan yang tidak berorientasi pada persaingan kompetitif
dalam tindakannya melainkan saling membantu. Hal demikian dapat dilihat ketika
salah satu diantara pedagang memiliki jumlah pembeli yang banyak yang tentunya
akan mengurangi ketersediaan ikan bakar, kemudian dibantu oleh pedagang yang
lain untuk menyuplai kekurangan tersebut.
Atas
dasar ini peneliti memiliki ketertarikan mendalam untuk memfokuskan perhatiannya
pada hubungan faktor sosial dan ekonomi dengan terbentuknya klaster perdagangan
di kawasan nipah. Disamping itu memfokuskan perhatian pada ancaman terhadap
factor sosial dan ekonomi itu sendiri dengan melakukan pendekatan analisis swot
dari sudut pandang internal dan eksternal.
1.2.
Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
dampak sosial dan ekonomi dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan Nipah
Lombok Utara?
1.3.
Tujuan
Penelitian
Studi
ini bertujuan untuk mengkaji dampak yang ada dari terbentuknya klaster
perdagangan di kawasan nipah, dengan penekanan pada factor sosial dan ekonomi.
Selanjutnya hasil dari studi ini diharapkan dapat memberi rekomendasi manajemen
pengembangan sosial dan ekonomi dalam orientasi memperkuat dari terbentuknya
klaster perdagangan.
1.4.
Manfaat
Penelitian
1. Sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana strata
satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
2. Meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian
dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Sebagai
rekomendasi dan dijadikan pertimbangan untuk mengelola potensi ekonomi di
kawasan Nipah Lombok Utara.