undefined
undefined
undefined
Utamakan Karya Nyata
Bukan Citra
“kasih saya uang 500
juta dolar dan N-250 akan menjadi pesawat terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier,
Embraer, dan lain-lain, dan kita tak perlu bergantung dengan negara manapun!”
Thareq Kemal Habibie
Berbagai usaha dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa
indonesia bersiap terbang. habibie nama yang tidak asing tedengar, bahan
pembicaraan dan nama yang selalu mashur dalam rekam jejak sejarahnya.
20 tahun berada dijerman tentu bukan waktu yang sebentar
untuk menahan rindu berkarya di bumi pertiwi. Tak berselang lama, para pembesar
mendukungnya kembali ke indonesia. Prestasi menjadi penasehat presiden republik
indonesia, memimpin advanced technology division pertamina. Ini adalah cikal
bakal dari lahirnya Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT), lalu Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada akhirnya diangkat menjadi Menteri Riset
Dan Teknologi.
Setelah pengukuhan industri ini, berangkat ke luar negeri
untuk mengajak indsutri–industri pesawat terbang bekerjasama. Tak disangka,
setiap industri yang ditemui menolak, meragukan bahkan menertawakannya. Habibe benar-benar terlukai hatinya. Namun, tekad
habibe sudah bulat. Kemauan sekuat baja takkan mudah ditekuklututkan oleh siapa
pum.
Datang lah hari itu, membuktikan kegagahannya dalam bidang
teknologi tinggi. Uji coba penerbangan N-250/Gototkoco menjadi satu-satunya
pesawat turboprop. Dunia tercengang, indonesia bersorak riang dan haru. Akan tetapi
keriangan itu tak bertahan lama. Reformasi terjadi. Kepemimpinan presiden
soeharto dengan orde barunya tumbang. Dampaknya adalah IPTN ditutup diikuti
oleh industri strategis lainnya. Hanya tiga negara yang dipaksa menutup
industri strategisnya, jerman karena kalah perang, jepang karena kalah perang,
dan indonesia. Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu? Habibie menyatakan “kasih
saya uang 500 juta dolar dan N-250 akan menjadi pesawat terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier,
Embraer, dan lain-lain, dan kita tak perlu bergantung dengan negara manapun!”
Sumber :