twitter



PENDOSA LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH DIBANDINGKAN AHLI IBADAH 


Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Pendosa yang tidak pernah berputus asa terhadap rahmat Allah, itu lebih dekat dengan Allah dari pada ahli ibadah yang berputus asa terhadap rahmat Allah”.

Hikayat Pertama : 
 
Diceritakan oleh Zaid bin Aslam yang beliau terima dari Umar ra, bahwa dahulu kala ada seorang laki-laki yang sangat giat melakukan ibadah. Tubuhnya tekadang sampai letih karena beribadah. Namun, ia sering membuat orang-orang berputus asa karenanya. Tatkala ia meninggal dunia, ia dihadapkan kepada Allah dan
berkata : “ Wahai Tuhanku, ganjaran apa yang aku dapatkan darimu?”, maka Allah menjawab : “ Neraka”. Ia pun berkata : “Wahai Tuhanku, lalu dimana pahala ibadahku dan jihadku?”, lalu Allah menjawab : “sesungguhnya engkau telah membuat orang-orang berputus asa terhadap rahmatKU semasa hidup di dunia, maka saat ini AKU pun akan membuatmu berputus asa dari rahmatKU (disiksa)”.

Hikayat kedua :
Dahulu kala ada seorang laki-laki yang tidak memiliki sedikitpun kebaikan kecuali rasa tauhidnya kepada Allah. Tatkala hampir akan meninggal dunia, ia berwasiat kepada keluarganya: “Jika aku telah mati, maka bakarlah jenazahku sampai menjadi debu kemudian buanglah kelaut disaat angin bertiup kencang. Maka wasiatpun dijalankan. Lalu Allah mengumpulkannya dan bertanya : “Kenapa engkau melakukan perbuatan itu?”, maka ia menjawab : “Hamba malu dan takut kepadaMU ya Allah”. Maka Allah pun mengampuninya sedangkan ia tidak memiliki kebaikan sama sekali melainkan rasa tauhidnya kepada Allah.

Hikayat Ketiga:
Ada seorang laki-laki meninggal dunia pada zaman Nabi Musa as. Orang-orang tidak ada yang mau memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkannya dikarenakan kefasikannya.  Mereka pun memegang kedua kaki dan tangannya kemudian melemparkannya ke tempat sampah. Lalu Allah SWT mewahyukan kepada nabi Musa :  “Wahai Musa, ada seorang laki-laki yang meninggal dunia di kampung si pulan, ia dibuang ke tempat sampah sedangkan ia adalah waliKU. Namun penduduk kampong itu tidak ada yang mau memandikan, mengkafani dan menguburkannya, maka pergilah engkau, lalu mandikan, kafankan, sholatkan dan kuburkanlah ia”. Maka pergilah nabi Musa ke kampong itu dan bertanya kepada mereka tentang keberadaan mayat itu. Mereka berkata : “memang ada seorang laki-laki yang meninggal dunia yang sifatnya seperti apa yang Anda sebutkan itu, tetapi ia adalah laki-laki yang fasik”. Kemudian nabi Musa berkata : “lalu dimana tempatnya, karena Allah SWT telah mewahyukan kepadaku”. Maka merekapun memberitahukan tempatnya dan Beliau pergi bersama-sama mereka. Ketika mereka sampai dan nabi Musa melihat sendiri tempat pembuangannya, merekapun kembali menceritakan tentang perihal laki-laki itu bahwa ia adalah seorang laki-laki yang jahat perangainya. Mendengar hal itu, nabi Musa pun bermunajat kepada Allah SWT : “ Wahai Tuhanku, Engkau telah memerintahkan hamba untuk menyolatkan dan menguburkannya, sedangkan masyarakatnya menyaksikan bahwa ia adalah orang yang jahat perangainya, namun Engkau lebih Mengetahui daripada mereka mengenai kebaikan dan keburukannya”. Maka Allah mewahyukan kepada nabi Musa : “ Wahai Musa, memang benar apa yang dikatakan oleh masyarakatnya itu bahwa ia adalah laki-laki yang jahat perangainya. Namun ketika akan tiba ajalnya, ia memohon tiga syafaat kepadaKU yang seandainya syafaat itu dipergunakan oleh seluruh orang-orang yang berdosa, niscaya AKU akan mengabulkannya. Bagaimana mungkin AKU tidak mengasihaninya disaat ia mreminta sedangkan AKU adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”. Lalu Musa berkata : “ Apakah yang tiga perkara itu wahai Tuhanku?”. Allah berfirman : “Ketika akan tiba ajalnya, hambaKU itu berkata : “Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui daripada hamba, sesungguhnya hamba adalah orang yang bergelimang dengan kemaksiatan, namun hati hamba sangat membenci kemaksiatan itu, akan tetapi karena ada tiga perkara yang menyebabkan hamba melakukan maksiat sembari hamba membencinya yaitu hawa nafsu, sahabat yang buruk dan iblis laknatullah, karena tiga hal inilah yang menyebabkan hamba jatuh dalam kemaksiatan dan Engkau Maha tahu apa yang hamba katakana, maka ampunilah hamba. Kedua, ia berkata : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hamba selalu melakukan maksiat sehingga kedudukan hamba sama dengan orang yang fasik, akan tetapi hamba senang bersahabat dengan orang-orang yang shalih dan orang-orang yang zuhud. Duduk bersama mereka lebih hamba cintai dari pada duduk bersama orang-orang yang fasik. Ketiga, ia berkata : “wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau lebih tahu dari pada hamba bahwa orang yang shalih lebih hamba cintai daripada orang yang fasik, sehingga bila dua orang datang menjumpai hamba sedang diantara mereka ada yang shalih dan yang thalih, maka hamba lebih mendahului hajat orang yang shalih itu daripada orang yang thalih. Pada riwayat lain disebutkan : “ wahai Tuhanku, jika Engkau memaafkan hamba dan mengampuni dosa-dosa hamba, maka para wali dan para nabimu pasti akan bahagia dan syaitan akan bersedih dimana mereka adalah musuhku dan musuhMU. Jika Engkau menyiksa hamba karena sebab dosa-dosaku, maka syaitan dan bala tentaranya akan riang gembira sedangkan para wali dan para nabiMU akan bersedih hati. Sesungguhnya hamba tahu bahwa kebahagian para waliMU tentunya lebih Engkau sukai daripada kebahagian syaitan dan bala tentaranya, maka ampunilah hamba. Ya Allah, sesungguhnya Engkau lebih tahu daripada hamba terhadap apa yang hamba utarakan, maka kasihanilah hamba dan bebaskanlah hamba dari siksaan neraka”. Lalu Allah berfirman : “AKU pun merahmatinya dan mengampunkan dosanya serta membebaskannya dari siksa neraka, karena sesungguhnya AKU Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang khususnya bagi orang yang mengakui dosanya dihadapanKU. Wahai Musa, laksanakan apa yang telah AKU perintahkan kepadamu. Dan sesungguhnya karena kemuliaan hambaKU, maka AKU akan mengampuni dosa orang-orang yang menyolati jenazahnya dan menghadiri pemakaman jenazahnya”.
Sumber : Kakanda Irwandani, Terjemahan Kitab Ushfuriyyah Syaikh Muhammad Bin Abu Bakar




 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.       Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menurut Kirk dan Miller dalam Sudarto (1995) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya. Disamping itu, Bungin dan Meleong (2006:6 dalam Irianto, 2011:5) mendefinisikan penelitian kualitatif di gunakan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi yang mendalam seperti studi perilaku, motivasi, persepsi, dampak, implementasi kebijakan publik, dan lainnya secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dalam kasus penelitian ini difokuskan pada analisis faktor sosial dan ekonomi dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan Nipah.

3.2.       Obyek dan Informan Penelitian
3.2.1.           Obyek penelitiannya adalah faktor sosial dan ekonomi masyarakat Nipah sebagai akibat adanya klaster perdagangan.
3.2.2.           Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil sampel seorang pedagang ikan bakar dan yang memiliki keterkaitan usaha di kawasan Nipah Lombok Utara.

3.3.       Metode Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka dat diperoleh melalui :
3.3.1.      Wawancara Mendalam (Indepth interview) 
Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku (Singarimbun dkk, 1989).
 Adapun dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara bersama kepala desa Malaka dan masyarakat setempat sebagai pelaku. Hal demikian dilakukan dengan tujuan untuk memeproleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi saat ini.
3.3.2.      Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas tentang objek penelitian, mempunyai dasar teori dan sikap objektif. Dengan observasi secara langsung peneliti dapat memahami konteks data dalam berbagai situasi. Maksudnya dapat memperoleh pandangan secara menyeluruh. Untuk itu peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dalam mendapatkan bukti yang terkait dengan objek penelitian.
3.3.3.      Dokumen
yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan. Adapun sumber data dokumen diperoleh dari lapangan berupa buku, arsip, majalah bahkan dokumen perusahaan atau dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

3.4.       Teknik Analisa Data
Bodgan & Biklen dalam Kriyantono (2009) mengemukakan analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas riset. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi dan melalui data kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan yang berifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. (Kriyantono, 2009: 194).

3.5.       Jenis Dan Sumber Data
3.5.1.      Jenis Data
Data kualitatif yaitu data yang sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Penelitian kualitatif lebih menekan pada persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. (Kriyantono, 2009:56).
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, penelitian ini secara praktis berusaha untuk mengkaji dampak sosial dan ekonomi dari terbentuknya klasterisasi. Dalam uraian yang lebih lugas, penelitian ini berusaha untuk memberikan deskripsi dan eksplanasi terhadap peluang dan tantangan di masa yang akan dating berdasarkan analisis SWOT.
3.5.2.      Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Adapun data primer dalam peneiltian adalah jawaban-jawaban dari responden terkait dampak yang terjadi dari klaster perdagangan.


3.6.       Prosedur Analisis Data
Tahapan ini disusun secara sistematis agar diperoleh data secara sistematis pula. Ada empat tahap yang bisa dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu:
3.6.1        Tahap Pra Lapangan
Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan. Ada lima langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :
(1)          Menyusun rancangan penelitian
(2)          Memilih lapangan penelitian
(3)          Menjajaki dan menilai lapangan
(4)          Memilih dan memanfaatkan informan
(5)          Menyiapkan perlengkapan penelitian
3.6.2        Tahap Lapangan
Dalam tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
(1)          Memahami latar penelitian dan persiapan diri
(2)          Memasuki Lapangan
(3)          Berperan serta sambil mengumpulkan data
3.6.3        Tahap Analisa Data
Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data (Lexy J. Moleong, 2006).  Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, dikumpulkan, diklasifikasikan dan analisa.
3.6.4        Tahapan Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik pula terhadap hasil penelitian.




ANALISIS FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DARI TERBENTUKNYA KLASTER PERDAGANGAN : STUDI DI KAWASAN NIPAH LOMBOK UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Terbentuknya klaster perdagangan tentunya bukan tanpa alasan untuk meningkatkan ekselarasi persaingan. Sehingga tidak heran tanggal 28 september 2009, Profesor Michael E. Porter memberikan pencerahan kepada Presiden SBY di Harvard Business School Amerika Serikat tentang strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional. Menurut Porter, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah masih rendahnya tingkat pembangunan berbasis klaster (low level of cluster development). Di beberapa Negara, industri yang berbasis klaster telah terbukti mampu menunjukkan secara berkesinambungan dalam menembus pasar. Strategi klaster menawarkan upaya pembangunan ekonomi yang lebih efektif dan komprehensif.
Dalam orientasi menindaklanjuti klasterisasi industri, Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah (DJIKM) membangun kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengidentifikasikan kumpulan masalah pembangunan klaster di indonesia yang menetapkan 5 provinsi inti pengembangan dan 2 provinsi sebagai pilot proyek yaitu Sumatra Barat dan Jawa Barat. Arief Daryanto (2010) menjelaskan pula bahwa agar ekonomi dapat bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan saat ini maka perlu memiliki daya saing yang tinggi melalui pendekatan klaster. Dalam sumber yang sama juga disebutkan, klaster dapat diartikan sebagai suatu bentuk pendekatan yang berupa pemusatan kegiatan di suatu lokasi tertentu. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas dengan menurunkan komponen biaya dari hulu sampai hilir dalam produksi suatu komoditi. Abdul Haris (2015) memperkuat dan mengelaborasikan lagi substansi dari Klaster, merupakan suatu pengembangan sistem manajemen, dimana dari usaha-usaha perseorangan yang memiliki usaha sejenis dalam satu kawasan dibentuk suatu kelompok atau yang lebih populer dinamakan klaster, sehingga tercipta kolaborasi, sinergitas, persatuan yang akan menjadi kekuatan.
Melihat substansi konsep klaster menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih mendalam tentang dampaknya terhadap sosial dan ekonomi di kabupaten Lombok yang focus kajinnya di kawasan Nipah Lombok Utara.
Secara administrasi pulau Lombok terdiri dari 4 pemerintahan kabupaten dan 1 pemerintahan kota yang terdiri dari kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram. Tanggal 10 desember 2007 mendapatkan persetujuan  dari presiden republic Indonesia tentang pembentukan kabupaten Lombok utara setelah diterbitkannya surat ketua DPR-RI nomor R.U.02/8231/DPR-RI/2007 yang selanjutnya disyahkan oleh presiden menjadi undang-undang no 26 tahun 2008 pada tanggal 21 juli 2008. Lombok utara merupakan hasil pemekaran  dari kabupaten Lombok Barat yang memiliki ibukota di Tanjung dan cakupan wilayah terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Pemenang (Irianto, 2011). Dalam proposal penelitian ini memiliki focus kajian di Kecamataan Pemenang yang memusatkan perhatian pada faktor sosial dan ekonomi dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan Nipah.
Kecamatan Pemenang merupakan salah satu Kecamatan yang diunggulkan sebagai daerah pariwisata di Kabupaten  Lombok Utara yang memiliki atmosfer wisata Gili Terawangan, Meno, Air, Pandanan, Nipah, pantai 3 dan lain-lain. Pantai Nipah terletak di Desa Malaka merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki keunikan sebagai daya tariknya, sehingga dapat meningkatkan animo wisatawan yang berkunjung. Diantaranya, yaitu klaster perdagangan dan pelayanan jasa angkutan penyebrangan untuk mengantar wisatawan ke gili yang menyebabkan pantai ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan asing. Berikut jumlah kunjungan wisatawan asing di desa Malaka menurut daearah asal.
Table 1.1.
Jumlah kunjungan wisatawan asing menurut daerah asal
Wisatawan Asing
ASEAN
ASIA
EROPA
AMERIKA
30.660
3.385
7.503
17.728
2.041
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Utara, 2015. 
Selain sebagai tempat persinggahan, kekayaan sumber daya alam menjadi daya tarik yang menjadikan pantai ini gemar untuk dikunjungi. Disamping itu didukung oleh budaya dan hasil buatan manusia sebagai wujud pengelolaan kekayaan untuk memaksimalkan potensi, sehingga tidak heran jumlah pengunjung asing mencapai 30.660 orang dan wisatawan lokal 5.767 orang. Hal ini senada dengan temuan Irianto yang menyatakan daerah memiliki peluang berkembang, jika daerah tersebut memiliki sesuatu yang dicari oleh orang (wisatawan) untuk dinikmati. Selain itu, kawasan pantai Nipah masuk dalam kategori primary destination dan primary stopover destination yang bermaksud suatu tempat atau lokasi yang dapat memuaskan kebutuhan atau minat wisatawan dan suatu tempat yang menarik atau perlu untuk dikunjungi ketika sedang menuju ke primary destination. Tinggi rendahnya kunjungan wiasatawan akan berefek pada tinggi rendahnya pendapatan pedagang setempat, sehingga tidak sedikit komponen daya tarik yang di bangun di kawasan nipah untuk meningkatkan animo kunjungan wisatawan.
Tingginnya animo wisatawan untuk mengunjungi daearah wisata tentu tidak hanya ditentukan oleh daya tarik, melainkan pembentuk daya tarik itu sendiri yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi, ditemukannya pengelompokan pedagang berdasarkan jenis barang dan jasa yang ditawarkan yang terdiri dari pedagang ikan bakar, mutiara, baju, jasa angkutan penyebrangan. Dengan jumlah pedagang yang berada di luar area berjumlah 23 orang dengan rata-rata jumlah lapak 4 buah sedangkan di dalam area berjumlah 32 orang dengan rata-rata jumlah lapak 8 buah. Selain itu, ditemukannya pengelompokan berdasarkan jenis kegiatan. Ini ditandai dengan dibentuknya sekretariat Kelompok Usaha Perikanan dengan nama kelompok Pandanan, jenis kegiatan penangkapan, kelas kelompok Madya, jumlah anggota 17 orang. Sekretariat Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) dengan nama kelomok Sari Rezeki, Janis kegiatan pengolahan dan pemasaran ikan, jumlah anggota 11 orang. Sekretariat Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan nama kelompok Bina Mandiri dan Karya Bersama, jenis kegiatan penangkapan, jumlah anggota 17 orang.
Factor sosial, ditemukannya kerukunan antar pedagang yang tidak melakukan konflik. Ini didasarkan atas pengakuan ibu Nafisah yang mengatakan “selapu ite semeton te (inak saik, sempu, ipar)” pernyataan tersebut menyiratkan bahwa kawasan Nipah merupakan satu serumpun keluarga yang melakukan pengelompokan perdagangan yang tidak berorientasi pada persaingan kompetitif dalam tindakannya melainkan saling membantu. Hal demikian dapat dilihat ketika salah satu diantara pedagang memiliki jumlah pembeli yang banyak yang tentunya akan mengurangi ketersediaan ikan bakar, kemudian dibantu oleh pedagang yang lain untuk menyuplai kekurangan tersebut.
Atas dasar ini peneliti memiliki ketertarikan mendalam untuk memfokuskan perhatiannya pada hubungan faktor sosial dan ekonomi dengan terbentuknya klaster perdagangan di kawasan nipah. Disamping itu memfokuskan perhatian pada ancaman terhadap factor sosial dan ekonomi itu sendiri dengan melakukan pendekatan analisis swot dari sudut pandang internal dan eksternal.
1.2.       Rumusan Masalah
Bagaimanakah dampak sosial dan ekonomi dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan Nipah Lombok Utara?
1.3.       Tujuan Penelitian
Studi ini bertujuan untuk mengkaji dampak yang ada dari terbentuknya klaster perdagangan di kawasan nipah, dengan penekanan pada factor sosial dan ekonomi. Selanjutnya hasil dari studi ini diharapkan dapat memberi rekomendasi manajemen pengembangan sosial dan ekonomi dalam orientasi memperkuat dari terbentuknya klaster perdagangan.
1.4.       Manfaat Penelitian
1.      Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
2.      Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan suatu penelitian dalam bidang sosial dan ekonomi.
3.      Sebagai rekomendasi dan dijadikan pertimbangan untuk mengelola potensi ekonomi di kawasan Nipah Lombok Utara.