twitter


SEJARAH ISLAM DI LOMBOK

Barang siapa tidak punya Tanah Air, ia tidak punya sejarah. Barang siapa tidak punya sejarah, ia akan dilupakan,"
Kiai Said Aqil Siradj.

NTB terdiri dari 2 pulau yaitu pulau lombok dan pulau sumbawa yang dahulu (R.I.S, 1950) terkenal sebutannya sebagai sunda kecil. Pulau ini ditempati oleh suku Sasak, suku Samawa dan suku Mbojo dengan persentase 96% beragama islam. Tidak sedikit orang yang memberikan penamaan islam dengan sebutan mazhab, sakte, organisasi dan lain sebagainya. Hal ini ditandai dengan pertanyaan, kamu islam apa? Pertanyaan ini sering ditemukan di Masyarakat bahkan mahasiswa ketika berdiskusi tentang islam nusantara. Jadi perlu refleksi pemahaman bahwa islam itu satu, sedangkan sebutan Muhammadiyah, NU, NW yang tren di kalangan masyarakat dan akademis itu adalah sebutan organisasi. Said Aqil Siradj dalam nasional.kompas.com menyatakan, Islam Nusantara bukan mazhab baru atau sekte baru dari Islam. Sebab, Islam Nusantara hanyalah sebutan atau konsep dari Islam yang secara alami berkembang di tengah budaya Nusantara. Berlanjut dijelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang sudah paripurna karena terbentuk dari dialog antarbudaya di berbagai peradaban besar dunia, seperti Persia, Turki, India, Cina, Siam, dan peradaban lainnya. Islam memiliki perjalanan sejarah yang spektakuler dalam perkembangannya dan merupakan agama yang tidak kaku sehingga penyebarannya sukses dengan total 1.250 juta hingga 1,4 miliar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia yang memiliki pertumbuhan pemeluk tercepat di dunia yaitu mencapai 2,3%. Dalam publikasi, (www.30days.net dalam islamislami.com) Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Rincian menurut agama-agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04%. Hal ini mengindikasikan, Islam memiliki keunggulan dan terdapat kesesuian dengan perkembangan zaman modern saat ini. Terlebih metode dakwah yang digunakan dalam menyebarluaskan agama islam yang lembut dengan akulturasi budaya lokal seperti wayang yang merupakan budaya hindu menjadi sarana dakwah islam. Begitu juga dengan musik, tari-tarian, sampai nyayian kanak-kanak. Metode ini pun digunakan dalam penyebaran agama islam di kawasan Lombok desa Bayan yang berkembang dengan baik tanpa konflik dan kekerasan. Islam dan kultur lokal saling bernegosiasi, berdialog, representasinya terlihat dari munculnya dua kultur yaitu islam wetu telu dan islam waktu lima. Wetu bermakna hukum dan telu bermakna tiga. Jadi hukum tiga yang dimaksud adalah adat, agama dan pemerintah.  Sedangkan dalam melasanakan ibadah, yang dikerjakan itu adalah sembahyang Dzuhur pada hari jum’at, sembahyang mayit, sembahyang teraweh pada bulan puasa, sembahyang hari raya idul fitri dan idhul adha dan sembahyang wajib yang 5 waktu tidak di laksanakan sama sekali.
Islam Di Lombok
Pulau lombok sangat dikenal dengan isltilah “pulau seribu masjid”. penyebutan ini bermakna, pulau lombok sebagai sebuah tempat dimana islam diterima secara serius dan tipe islam yang dipraktekkan pada umumnya adalah agak kaku dan bentuknya ortodoks bila dibandingkan dengan daerah di negeri lain (Mulyawan, 2009). Dalam tradisi keislaman masyarakat sasak ditemukan dua model islam yaitu “islam wetu telu dan islam waktu lima”.

Wetu telu adalah sistem kepercayaan sinkretik hasil saling-silang ajaran Islam, Hindu, unsur animisme dan antropomorfisme (Boda). Haris (2002) sinkretisme itu tercermin pada sejumlah lontar yang ditemukan dilombok yang didalamnya tertulis lafal Bismillah tapi selanjutnya memberikan ajaran yang jelas-jelas berdasarkan filsafat hindu-budha. Sedangkan waktu lima, merupakan peralihan dari agama Boda tua ke agama Waktu Lima dan dikenal dengan nama Pedanda Wau Rauh atau dalam sumber lain dijelaskan sebagai sistem kepercayaan yang dianut orang sasak yang mengikuti ajaran syari’ah sebagaimana diajarkan oleh al-qur’an dan hadits. Islam waktu lima sejak awal kehadirannya disengaja untuk melakukan misi atau dakwah islamiyah terhadap kalangan wetu telu, karena dianggap keislaman mereka belum sempurna. Diperkirakan islam masuk di bumi lombok pada abad ke XVI dan penyebarnya yang terkenal adalah  satu ekspedisi dari Jawa di  bawah  pimpinan Sunan Prapen Putra Sunan Giri. Para ahli sejarah berpendapat bahwa sebelum Islam datang di Lombok, Boda adalah agama asli etnis Sasak.
Bersambung...

Daftar Referensi
Kustiasih, Rini. 2016. Islam nusantara, islam damai untuk dunia. http://nasional.kompas.com/read/2016/05/13/11394491/Islam.Nusantara.Islam.Damai.untuk.Dunia?page=all
Hadi, Muhammad Shulhan. Pola Pewarisan Budaya Syair Melayu Di Lombok Timur (Kajian Sejarah Budaya). Jurnal Magistra, 2016, 1.1.
Asnawi, Asnawi. Paham Teologi dan Visi Kebangsaan Masyarakat Lombok. Ulumuna, 2009, 13.2: 407-432.
Wacana, Lalu; Ismail, Abdul Wahab H.; Sumpeno, Jaka. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Nusa Tenggara Barat. Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1991.

0 komentar:

Posting Komentar